Bulan Dzulhijjah udah di
ujung, bentar lagi Muharram 1433 H bakal menjemput. Duh, makin pendek saja usia
kita. Rentetan panjang perjalanan hidup kita dari taon ke taon semoga makin
membawa berkah, membuat kita dewasa, dan makin mendekatkan kita ke Surga.
Eh, tau gak kenapa 1 Muharram dijadikan sebagai taon baru Islam ? sejak kapan dan gimana sejarahnya ?
Eh, tau gak kenapa 1 Muharram dijadikan sebagai taon baru Islam ? sejak kapan dan gimana sejarahnya ?
Suatu ketika, Umar bin
Khottob menerima sebuah cek bertuliskan dari fulan kepada fulan yang lain yang
berhutang yang waktu pelunasannya di bulan Sya’ban. Umar berkata, “Bulan
Sya’ban yang mana? Apakah Sya’ban tahun ini, tahun sebelumnya, atau tahun
depan?”. Lalu dalam kisah lain Abu Musa Al-Asya’ri r.a, Gubernur Kufah (Irak)
kala itu menyampaikan kepada khalifah Umar bin Khattab r.a agar dalam
surat-suratnya membubuhkan tarikh kapan surat tersebut ditulis. Kemudian Umar
mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah menentukan sebuah penanggalan
agar manusia dapat mengetahui waktu pelunasan hutang dan juga perkara-perkara
lainnya.
Akurasi penghitungan
mundur untuk menetapkan awal tahun Hijriyah dan peristiwa-peristiwa penting
lainnya sepenuhnya bergantung pada ingatan banyak orang. Secara hitungan berskala
besar, seperti tahun, kemungkinan kesalahannya relatif kecil. Mungkin sekian
banyak orang masih ingat suatu peristiwa terjadi tahun ke berapa sesudah atau
sebelum Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Tetapi hitungan rinci sampai
tanggal atau bulan, kemungkinan kesalahannya lebih besar.
Lalu dimulailah musyawarah
yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Al Faruq. Ada yang menginginkan agar
penanggalannya seperti penanggalan raja-raja Persia, setiap kali dari mereka
ada yang meninggal maka mereka menentukan penanggalan lagi dari penguasa
setelahnya, namun Umar tidak menyukainya. Ada pula yang mengusulkan, ”Buatlah
penanggalan seperti penanggalan Romawi dari zaman Askandar bin Pilips al
Maqduniy.” Namun Umar pun tidak menyukainya.
Ada yang mengatakan, ”Buatlah penanggalan dari hari kelahiran Rasulullah saw.” Ada yang mengatakan, ”..dari waktu diutusnya Nabi.” Ali bin Abi Thalib dan yang lainnya menyarankan agar penanggalan dimulai sejak waktu hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah dikarenakan hal itu lebih dikenal oleh setiap orang. Hijrah beliau saw lebih diketahui daripada waktu kelahiran dan diutusnya saw menjadi Rasul.” Maka Umar dan para sahabat menerima usulan ini dan memerintahkan agar penanggalan dimulai dari waktu Hijrah Rasulullah saw.
Mereka memulai
penanggalannya pada awal tahun itu yaitu bulan Muharram, menurut Imam Malik.
Sedangkan diceritakan dari as Suhaily dan yang lainnya bahwa awal tahun diambil
dari Robiul Awal saat kedatangan Rasulullah saw ke Madinah. Adapun jumhur ulama
berpendapat bahwa awal tahun itu adalah Muharram dan ia adalah awal tahun arab
(Bidayah wa Nihayah juz III hal 213, juz VII hal 78 – 79).
Disebutkan pula bahwa
permasalahan mereka adalah kemungkinan memulai penanggalan dari empat hal :
kelahirannya saw, diutusnya saw, hijrahnya saw dan wafatnya saw dan akhirnya
mereka menjadikan hijrahnya saw sebagai penanggalannya. Hal ini dikarenakan
waktu kelahiran dan diutusnya saw tidak terbebas dari perselisihan di dalam
menentukan tahunnya. Adapun waktu wafatnya saw mereka menolaknya karena mereka
akan diingatkan kejadian yang menyedihkan tersebut, untuk itu mereka memilih
hijrahnya saw.
Adapun penanggalan dari
Robiul Awal menjadi Muharram dikarenakan munculnya tekad untuk berhijrah itu
sudah sejak bulan Muharram ketika baiat terjadi disaat Dzulhijah dan ini adalah
permulaan hijrah. Dan hilal yang muncul pertama setelah baiat dan tekad untuk
berhijrah adalah hilal bulan Muharram maka tepat untuk dijadikan sebagai
permulaan penanggalan.
Ibnu Hajar menyebutkan
saat mereka berselisih didalam penentuan penanggalan itu, Umar mengatakan,
”Hijrahlah yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan maka mulailah
penanggalan darinya.”
Ia juga menyebutkan
tatkala para sahabat bersepakat dengan hijrahnya Rasulullah saw sebagaai penanggalan
lalu ada yang mengusukan, ”Mulailah dari bulan Ramadhan.” Maka Umar mengatakan,
”Akan tetapi.. mulailah dari bulan Muharam karena ia adalah bulan haram dan dia
adalal awal tahun keberangkatan manusia untuk pergi berhaji dan para sahabat
pun setuju.”
Kenapa bulan Muharram?
Imam Sakhawi dalam kitabnya Al-I’laan bi al-tawbikh liman dzamma al-Tarikh
bahwa bulan Muharram sebagai awal bulan perhitungan kelender tahun hijriyah
karena niat Rasul SAW untuk berhijrah sudah ada sejak bulan tersebut (Muharam).
Selain itu, menurut Khalifah Umar dan sejumlah sahabat lainnya bulan Muharram
adalah bulan dimana para haji telah selesai melakukan manasik dan keperluan
haji lainnya. Seolah-olah umat telah siap aktif untuk memulai kehidupan
barunya. Juga, bulan Muharam termasuk bulan haram (bulan-bulan sangat
dihormati) pada masa jahiliyah maupun Islam.
Dari sejumlah data diatas
maka yang mengusulkan agar penanggalan dimulai dari bulan Muharam adalah Umar,
Utsman dan Ali ra. (Fathul Bari juz VII hal 300 -302), yang akhirnya disetujui
oleh semua sahabat. Maka setelah musyawarah, ditetapkanlah penanggalan Hijriyah
dimulai sejak tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah, yaitu saat Rasulullah pertama kali
hijrah, sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena
saat itulah titik awal membangun masyarakat Islami. Peristiwa hijrah yang
dijuluki Khalifah Umar sebagai penentu antara yang hak dan yang batil.
Demikianlah sejarah
dimulainya penanggalan di dalam islam yang kemudian menjadi salah satu ciri
khas kaum muslimin yang membedakan mereka dari orang-orang Nasrani atau yang
lainnya. Namun sangat disayangkan bahwa kebanyakan kaum muslimin saat ini sudah
melupakan penanggalan islam dan beralih kepada penanggalan barat (Masehi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar